tentAng kaMi..

Foto saya
Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia
BACKPACKER - That's We Are. EKSPLORASI untuk MENULIS, menulis untuk dijadikan KENANGAN, kenangan berkembang menjadi SEJARAH. Hobi jalan-jalan dan ekplorasi menuju beberapa serpihan surga di daerah Lombok tercinta. Ryan itu anak cowo paling lawas dari 3 bersaudara..sementara Tya merupakan anak kedua dari 3 bersaudara..There were any stuff we had to go..Enjoy this sites yah..MaturTampiAsihMeton

Sabtu, 23 Maret 2013

EKSOTISNYA TANJUNG AAN DAN BATU PAYUNG




"Welcome to My Paradise". Adakah dari teman-teman yang ingat dengan lantunan lagu yang akrab kita dengarkan tersebut. Cluenya adalah sang penyanyi selalu identik dengan menyanyikan lagu santai dan cocok untuk kita yang hobi berpetualang terutama bersantai di tempat-tempat yang unik dan menarik untuk dieksplorasi. Ada yang masih ingat gaq?? Hayooo??
Yahh, itu dia lagu dari Stephen and Cocconut Trees. Paradise (Surga) dunia yang kita maksud tidak lain adalah Lombok. Ya, Lombok merupakan primadona untuk daerah wisata Nusa Tenggara Barat.

Salam semangat dan sehat selalu buat kita semu. Alhamdulillah kali ini kita sudah bereksplorasi kembali menuju salah satu panorama alam dari Pantai Selatan Lombok, NTB. Pantai yang eksotis dan menarik tidak lain dan tidak bukan adalah Tanjung Aan. Sedikit pengetahuan umum buat teman-teman yang kali lupa dengan sebutan tanjung. Tanjung merupakan salah satu keadaan/ bentuk daratan yang menonjol/menjorok ke arah laut. Sementara untuk nama Pantainya adalah Pantai Aan. Dari judul aja sudah menarik, apalagi isinya. Yuk kita cek penampakannya..^^

Pantai Tanjung Aan
Penampakan dari atas bukit ( Photo by dhannysurya )
Tanjung Aan merupakan salah satu panorama indah dari Pantai Selatan, yang notabene-nya terletak di daerah Lombok Tengah. Selain Pantai Mawun, Selong belanak, dan Pantai Kuta. Beberapa hal menarik yang disuguhi pantai ini adalah pasir putih seperti merica dengan pemandangan pantai dengan gradasi warna biru hijau yang high contras jika dipandang mata. Semacam bukit kecil yang terdapat pada pinggir pantai dengan hamparan rumput yang warnanya menyesuaikan dengan musim, sangat cocok sebagai obyek foto bagi wisatawan lokal maupun luar. Melihat ke arah timur terdapat deretan bukit hijau yang menyembunyikan salah satu kelebihan dari Pantai Aan ini. Itu dia si Umbrella Stone yang kerap disebut sebagai “Batu Payung”. Sebuah batu yang berdiri kokoh di sisi pantai dihiasi dengan sedikit rumput hijau pada bagian atasnya. Melihat ke arah selatan batu paying terlihat gugusan pulau kecil yang disebut sebagai “Kaki Gunung Anjan”. Ini merupakan salah satu aset berharga dari pantai Aan yang banyak diminati oleh para wisatawan. Tajuk Batu Payung juga menjadi salah satu TrendTopic yang ramai dibicarakan saat ini. Teman-teman sudah pasti tau kan iklannya...hehe

Penampakan Batu Payung
Kemudian akses jalan menuju Tanjung Aan itu sendiri adalah Mataram - Praya - Sengkol - Rambitan ( Sade Village ) - Kuta - Tanjung Aan.
Jarak dari Mataram menuju Pantai Aan adalah sekitar 60 Km, dan membutuhkan waktu selama 1,5 jam dengan menggunakan kecepatan standar 60-80 km/jam. Buat teman-teman yang masih bingung, berikut pencerahan dari lokasi pada peta.

Lokasi Pantai Aan
Sudah jelas bukan ??? :)

Balik lagi ke cerita perjalanan Mimin...^^

Pagi itu, 19 Maret 2013 merupakan hari yang tepat dan cocok untuk menikmati hari libur selepas menghabiskan waktu di kantor/tempat kami bekerja. Target berlibur saat itu selanjutnya adalah Pantai Aan, atau biasa kita menyebutnya Tanjung Aan. Pastinya si Mbah Google selalu menjadi andalan kami untuk searching and checking TKP dan jalur yang aman dan nyaman. Sisipan rencanapun kami atur sedemikian rupa. Tak lupa mempersiapkan bekal dan kendaraan, doa dan basmalah selalu kami sisipkan dalam setiap langkah kami. Kali ini mobil Honda Maestro milik Mba Tya dan Mas Ijank yang menjadi kendaraan kami. Jumlah kru kali ini 3 orang. Berhubung liburan kali ini kami sempatkan untuk mengisi liburan mas Ijank. Tepat pukul 10.00 WITA kami berangkat. Bismillahirohmaniraahim…

Siang yang cerah, anugrah yang Tuhan Maha Kuasa. Selalu bersyukur atas segala nikmat patut kita aplikasikan dalam hidup. Kendati Lombok cuacanya lagi ekstrim, tidak menyulutkan semangat kami untuk menjajaki Pantai An, beruntung mobil mba tia full AC. So teriknya sinar matahari lebih ter-cover.hehe..

1 Jam perjalanan sudah terlewati, sebelum sampai pantai Aan kami mampir dulu di Resort Madalika, mumpung pemandangan pohonya sedang bagus..kami sempatkan untuk berfoto dulu.

Tepat pada pukul 11.30 WITA kami sampai di Pantai Aan.
Suasana Pantai dan Aroma khasnya perlahan menusuk ke hidung, mata kemudian menuju ke otak. Ceileh, lebay…hihi
Alhamdulillah kami bisa sampai dengan selamat. Begitu masuk ke area parkir, tampak hamparan pasir dan gradasi pantai serta deburan ombak yang begitu menawan dari kejauhan. Perlu teman-teman ketahui untuk biaya parkir kendaraan di sini bervariasi yakni mobil seharga 7 rb rupiah sedangkan motor hanya 2 ribu rupiah. Tidak perlu khawatir masalah makanan karena di sini juga warga sekitar menjajakan berbagai macam makanan dan minuman tentunya dengan harga yang sedikit lebih mahal. Karena di sini harga turis yang dipake men…:D

Kami Tiba di Area Parkir Pantai
Tanjung Aan juga banyak di sebut oleh warga sekitar sebagai Pantai Pasir Merica dikarenakan bentuk pasir nya yg bulat besar layak nya merica. Memiliki garis pantai sepanjang 1 km dengan dibatasi bukit2 hijau membuat pemandangan tanjung aan semakin indah. Disini terdapat pula sebuah bukit, kita bisa naik keatas dan melihat pemandangan pantai serta biru nya air laut dari atas bukit.

Saatnya berjalan menyusuri pinggir pantai, menikmati pemandangan, makan siang, dan mengabadikan moment pada beberapa prosesi foto. Di dekat bibir pantai terdapat sebuah bukit kecil yang biasa dipakai para wisatawan untuk berfoto. Tak lupa kami sempatkan menuju ke sana. Yuk kita cek penampakannya..:D

Warna Hijau Rumput dengan Biru Laut yang Indah ( Modelnya juga sih..^^)

Tampak Laut dari atas Bukit

Duduk sambil menikmati Pemandangan laut

Libur telah tiba..horeee..horeee..

Udah puas banget kan mas ijank..:D
Lanjut,
Hari sudah menunjukkan pukul 12.00 WITA. Untuk mengejar waktu zuhur kamipun bergegas menuju sang Batu Payung. Ceileh…:D
Bagi yang berminat menuju Batu Payung, ada beberapa opsi untuk melakukan perjalanan. Bisa melalui jalur penyebrangan dengan boat maupun menyusuri bukit yang berada di sebelah timur pantai. Untuk penyebrangan boat biasa dikenakan tarif 10 rb, tapi syaratnya jika jumlah kru minimal 10 orang. Untuk kru yang jumlahnya di bawah 10 orang bisa dikenakan tariff 50 rb – 100 rb PP. Itu tergantung dari teman-teman juga jika pandai menawar harga. Kemudian penyebrangan hanya memakan waktu sekitar 10 menit. So teman-teman keep calm aja, boatnya mau kok nungguin kita..^^

Opsi yang satunya lagi adalah dengan menelusuri pinggiran pantai menuju bukit yang berada di sebelah timur. Dengan catatan bahwa air laut sedang surut sehingga para wisatawan yang hobi tracking bisa menempuh jalur tersebut. Waktu yang diperlukan untuk menempuh jalur tersebut kurang lebih 1 jam.
Sedikit bertanya-tanya mengenai akses jalan pada penduduk di sana, ternyata ada alternatif jalur lain yang gaq kalah wah untuk bisa di tempuh. Biasanya akses ini digunakan oleh potoghrafer untuk mengambil sudut photo yang bagus. Dengan menelusuri bukit yang berada di sebelah timur pantai, mengikuti arah jalan tanpa masuk melalui area parkir Tanjung Aan. Tinggal mengikuti jalur jalan arah lurus menuju ke timur sampai tiba di atas perbukitan. Pasti bakalan seru banget kan..
Berikut Penampakannya..:)
Eksyen sebelum nyebrang..:D

Mari bersiap-siap menyebrang

Biru Laut yang Indah Banget

Eksyen di atas boat dulu

Itu diaaaa Batu Payungnya

Akhirnya sampai juga mas Ijank

Batu Payung Tampak Depan

Ini Dia Gugusan Kaki Gunung Anjan yang berada di sebelah selatan Batu Payung
Begitu indahnya primadona pantai selatan ini sampai-sampai kami tidak sadar jam sudah menunjukkan pukul 13.00 WITA, saatnya bergegas pulang. Bergegas menuju tempat beribadah terdekat untuk menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim. Setelah ibadah kelar, perut terasa kosong dan patut untuk kita isi,,hihi..
Kami juga menyempatkan diri untuk kuliner menuju Soto Bakso Babussalam yang terletak di daerah Kuripan. Ada dari teman-teman yang tau gak ?
Kalo belum tahu dicobain deh, jangan lupa es kelapa mudanya. Beeeh..Segeeer bangett…hehe.. 

Ini Dia Soto Babussalamnya

Eksyen sebelum makan..Nyam..Nyam...
Asik Banget kan ??? ^^

Beberapa tips buat kawan-kawan yang hendak mengunjungi Pantai Aan diantaranya adalah menyempatkan diri untuk menyinggahi desa Sade ( Sade Village ). Desa sade merupakan desa tradisional dengan ciri khas yang masih melekat dimana terdapat rumah tradisional yang terbuat dari lumbung/alang-alang padi, pembuatan kain tenun (songket) dengan metode tradisioanal dan kehidupan penduduk yang masih primitive. Desa ini terdapat di Kecamatan Rambitan Kabupaten Lombok Tengah. Gak bakal rugi deh buat dapetin beberapa souvenir dan pernak pernik tradisional yang unik dan menarik.

Sedikit Gambaran untuk Desa Sade..(^_^) ( @InfoLombok )

Ini Cerita Kami, Mana Cerita Kalian ?

Rabu, 06 Maret 2013

" VIRGIN BEACH " KALIANTAN DAN BAU NYALE


CREW AT KALIANTAN

Hidup cuma sekali, kenapa kita tidak menikmatinya selama masih hidup. Itulah salah satu statement yang biasa diutarakan oleh kebanyakan orang. Yah, pada dasarnya memang benar. Apalagi untuk keperluan yang positif. Teman-teman pasti penasaran ya kaliantan itu dimana dan sejenis apa. Jangan-jangan ada yang mengira malah tempatnya di Kalimantan. Upsss.. just kidding..hehe..karena saya sendiri ketika googling dan searching pada GPS malah menemukan optional word yang malah menyebut Kalimantan. Maka dari itu kami juga bertujuan mempromosikan pantai ini ke teman-teman yang lainnya.^^

Yak, kali ini kami bersama-sama bereksplorasi menuju Pantai Kaliantan. Tujuannya adalah untuk menikmati keindahan pantai Kaliantan sekaligus blusukan terhadap salah satu budaya sakral  masyarakat Lombok yang biasa dikenal dengan Bau Nyale.  Kru kali ini tidak berdua saja, tentunya rame-rame akan lebih menyenangkan bukan. Sebelum mengupas budaya bau nyale. mari sekalian kami menjelaskan dulu mengenai Pantai Kaliantan. Kaliantan merupakan salah satu destinasi wisata pantai indah yang terdapat di bagian selatan Kab. Lombok timur tepatnya di wilayah Kecamatan Jerowaru. Pantai kaliantan dapat ditempuh melalui rute perjalanan dari Kota Mataram ke arah timur menuju Kabupaten Lombok timur dengan waktu tempuh 1 jam dilanjutkan ke arah selatan melalui kecamatan Sikur - Sakra - Keruak - Jerowaru - Pemongkong - Kaliantan dengan tambahan waktu tempuh kurang lebih 90 menit. Waktu tempuh untuk mencapai Pantai Kaliantan dari pusat Kecamatan Jerowaru sekitar 30 menit dengan jarak tempuh ± 23 km, dan dari bandara 2,5 jam dengan jarak tempuh ± 92 km.

Kalo Masih bingung, cek petanya ya,,:)


Pantai Kaliantan, Lombok Timur
Kaliantan adalah pantai  yang terkenal dengan pesona pantai pasir putih berbentuk seperti merica dan perbukitan yang aduhai indahnya. Deretan bukit tinggi dilapisi rumput subur berwarna kehijauan yang konon menjadi tempat para penduduk menggembala kerbau maupun domba sebagai salah satu mata pencaharian . Laut dengan bibir pantai menawan dan ombak yang begitu tenang dibubuhi gradasi warna pantai elok dari dangkal menuju kedalaman. Kemudian disisipi berbagai variant perahu nelayan yang pada saat malam hari dihiasi lampu kelap kelip. Belum lagi terlihat gugusan daratan seberang yang berbentuk seperti kepulauan gili tetapi tidak berpenghuni. Terumbu karang yang masih terjaga kelestariannya sangat cocok untuk snorkeling teman..(^^). Keindahan tersebut dilengkapi daratan luas yang menjadi pinggiran pantai sejauh kurang lebih 300 m ( blepotan bgt kata”nya..:D). Sungguh membanggakan dan top markotop dah..

Kembali ke topik Bau Nyale....:)
Selain keindahan panorama pantai, atraksi wisata yang marak diselenggrakan di Pantai Kaliantan adalah Bau Nyale. Acara ceremonial ini kerap menjadi core event yang menjadi daya tarik Lombok untuk mengundang wisatawan asing untuk berwisata. Bau nyale merupakan pesta rakyat masyarakat untuk menangkap hewan laut sejenis cacing. Hampir sebagian penduduk Lombok hadir untuk menghadiri acara ini, termasuk mimin nih…hehe
Nyale merupakan hewan laut yang menurut kepercayaan sebagian masyarakat sekitar memiliki khasiat dan dapat membawa berkah, misalnya akan dapat mengusir berbagai macam penyakit/hama tanaman yang ada di ladang, sehingga dipercaya dapat meningkatkan hasil pertanian. Nyale memiliki beberapa warna yang khas sepeti merah, kuning, hijau dan pink. Acara Bau Nyale merupakan daya tarik yang dapat dijadikan satu paket wisata andalan bagi kawasan wisata ini. (www.lomboktimurkab.go.id)

Konon nyale merupakan jelmaan dari Putri Mandalika yang kisahnya pada dahulu kala menceburkan diri ke dalam laut tatkala terjadi peperangan antar pangeran kerjaan yang memperebutkan beliau yang  bahwasanya adalah putri yang cantiik, cerdas, dan bijaksana. Teman-teman sudah pasti tau kisahnya bukan..g perlu mimin certain..hehe

Secara ilmiah, cacing Nyale atau disebut juga Cacing Palolo ( Eunice Fucata ) yang pernah diteliti mengandung protein hewani yang sangat tinggi. Di samping itu dapat mengeluarkan suatu zat yang terbukti mampu membunuh kuman - kuman. (http://ceritarakyatnusantara.com)
Penelitian ini tidak lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Bapak Kita Prof. Dr. dr. Soewignjo Soemohardjo SpPD, KGEH ( Konsultan Ahli RS Biomedika ). Beliau juga memiliki julukan " Sang Bintang Dari Timur ". Maju terus ya Prof dan RS Biomedika..(^_^)

Pengen tau rupa-rupa warnanya..yuk dicek fotonya..:)

Rupa-rupa warna nyalenya
Udah cukup ya untuk pengenalannya, sekarang lanjut ke cerita perjalanan Mimin..(^^)
Sore itu, tanggal 1 Maret 2013 pada pukul 18.00 kami mulai merealisasikan susunan acara untuk berlabuh menuju Kaliantan. Kenapa kami memilih Kaliantan sebagai tempat tuuan bau Nyale ? ada yang tau ??
Karena berdasarkan informasi yang kami peroleh, tradisi bau nyale masyarakat lombok pada umumnya lebih meriah di Kaliantan dibandingkan di Pantai Seger (Lombok Tengah). Padahal konon, Putri Mandalika menceburkan diri di daerah Kuta (Loteng) sebelum menjelma menjadi Nyale. Perlu teman-teman ketahui, di Pantai Kaliantan lebih identik pada acara festivalnya saja, karena putri nyalenya g nyebur di sini teman..^^ so dinikmati saja ya.. Biasanya core event diselenggarakan pada bulan Februari dan Maret.
Persiapan sudah oke, dari segi peralatan (senter, tenda, dll), bekal makanan.  Seperti biasa, Honda CR-V mas Rega menjadi andalan kami. Kru kami ada 5 orang, semuax gokil” banget deh..hehe..Langsung tanjap gas aja y …:D

Setelah 1 jam perjalanan kami menuju Taman Selong terlebih dahulu ntuk menjemput salah satu kru kami sembari menunaikan ibadah solat maghrib. Kemudian kami melanjutkan 2,5 jam perjalanan sampai di daerah Lombok Timur bagian selatan tepatnya di desa Pemongkong. Dalam perjalanan sepi dan gelap gulita terlihat nyala lampu kendaraan ramai-ramai penduduk di sana yang bakal menuju ke Pantai Kaliantan. Sepertinya kami sedang dikawal teman…hehe..
Identik dengan kata nyasar, sudah tradisi kami..ngikutin sampe ke Pantai Cemara tuh..yang lain pada belok dipengkolan sebelumnya..beruntung ada warga di sana yang menuntun kami kembali menuju jalur tujuan. Memang jalannya gelap abis, kagak keliatan apa”..hehe

Sesampai di Kaliantan, kami disuguhkan dengan acara opera kisah tentang Putri Mandalika.

Mbak Tia, mbak Pipit, dan mbak Kiki sedang berpose (dari kiri)
Opera Putri Mandalika
Sambil menikmati, perlu teman-teman ketahui agar menyimpan baik” barang berharga. Karena pas rame-rame gini biasanya tindak kejahatan pencurian biasa terjadi. Kami begitu antusias menikmati, sambil foto-fotoan. Beberapa saat, akhirnya hujan tuh..jadinya kami tunda dulu buat memasang tenda kami. Sembari menunggu ujan reda, di mobil kami bernostalgia. Ya masa lalu kelam mas ryan sama mas rega akhirnya terungkap..wkwkwk

Begitu hujan  reda, saatnya check zone. Berkeliling sambil membawa lampu senter, kami menelusuri jalan. Buat – temen-temen yang belum tau, di sini banyak yang jualan kok. Jangan khawatir masalah perut, ada penjual Bakso, mie ayam, nasi bungkus volcom, minuman ringan, souvenir, kartu perdana Simpati ( berhubung hanya sinyal kartu simpati yg bisa di sini) dan yang kami perioritaskan adalah sorok (jala). Mana bisa nangkep nyale tanpa begituan..hehe..
Sebelum hunting,saatnya kami mengisi perut dulu. Setelah voting, pilihan tertuju pada Penjual Bakso. Ya memang rejeki penjualnya kali ya. Buat temen-temen yang belum tau, harga baksonya di sini 10 rbuan. Lumayan enak lo (promosi, wkwk).
Yap, tenaga sudah terisi. Saatnya mencari jala.

Setelah berkeliling, tawar menawar dengan kalkulasi harga standar 15 rb untuk 1 jala. Untuk 2 jala akhirnya setelah brjuang habis”an (lebay..:D) bisa dpet 25 rb. Yah beruntung bahasa sasaknya mbak tia, mbak pipit, sama mbak kiki bisa jadi andalan kami. Alhamdulillah, disini 5rb juga berharga teman…^^
Jala sudah di tangan, saatnya melihat sikon pantai. Pukul 24.00 WITA terlihat perahu” nelayan mangkal dengan warna lampu kelap kelip. Ratusan warga menikmati pemandangan pantai di malam hari. Berhubung acara bau nyale belum waktunya, kami duduk” dulu sembari menikmati angin malam. Sungguh indah. Warga di sana ngasi tau kalo acara bau nyalenya nanti sekitar pukul 04.00 pagi, karena jam sgni nyalenya belum keluar. Tandanya nyale mau keluar kalo airnya sudah surut.

Ada semacam mitos yang unik pada acara bau nyale ini. Anehnya, menurut kepercayaan warga di sana kalo mau nyalenya pada keluar, kita harus mengumpat dulu. Maksudnya ngomong kotor, astagfirullah..
Ya namanya kepercayaan harus tetap kita hormati, asal kita kagak ikut”an ya..hehe…selain itu, untuk yang pertama kali bau nyale, menurut kepercayaan juga harus mengkonsumsi nyale itu mentah-mentah. Waduh, ngedengerinnya aja udah ngeri, kalo ngebayanginnya apa lagi. Yak karena kita hanya menikmati, gaq ikut”an deh..btul..btul..btul…

Pukul 02.00 pagi, kami kembali ke markas kami. Sebaiknya, demi keamanan kami mencari tempat yang berdekatan dengan Pos Polri. Beruntung ada kenalannya mbak kiki, jadinya kami bisa banyak bertanya mengenai event ini. Tenda mulai terpasang, kemudian saatnya kami menunaikan ibadah solat isa.

Pada ciyuzz masang tenda..:D

Mas Ryan Eksis deket tenda..:D
Lanjutt..
Sembari menunggu pukul 04.00 pagi, Talking – talking kembali menjadi agenda kami. Kali ini gaq bahas aib masa lalunya mas rega sama mas ryan, tapi soal kerjaan sama rencana masa depan. Bagian ini disensor ya..wkwk

Ssssssshhhh…Tsaaaaaaahhhh…
Sudah pukul 04.00 pagi. Saatnya menyiapkan amunisi untuk “ber-bau” nyale. Walau sedikit pada ngantuk, tapi semangat kami patut diapresiasi. Terutama mas rega nih..hehe..
Perlahan keluar dari perintirahatan, kami menuju pantai. Terlihat ribuan warga yang begitu antusias dan bersemangat. Patut diacungi jempol..hehe..

Kali ini judulnya lautan manusia, sorak-sorakan warga mulai terdengar. Ya yang namanya adat dan kepercayaan. Kami hanya bisa tersenyum. Begitu air mulai surut pada bagian tengah pantai, para warga mulai menyebrang. Sebetulnya gaq dalam airnya, sampai sebahu kawan. Buat kami yang mmbawa beberapa peralatan elektronik, tentunya membutuhkan perahu. Dengan modal uang 2 rb rupiah x 5 orang kemudian ditemani beberapa orang warga sesuai kapasitas perahu kami bisa nyebrang. Asyik lho kalo naik perahu malem”..hihi
Sesampainya, kami mulai berburu nyale..:D
Let Check the Picture..:)

Sebelum nangkep, eksyen dulu ya..:D

Akhirnya daeeepet Nyaleeeeeeee

Kalo udah dapet, dimasukin botol tu Nyale..hoho

Ciyuz banget Mas Rega..(^_-)
Tetep eksis miminnya..^^



Gmn pict-nya ? bagus-bagus kan walaupun agak gelap...hehe..
Berhubung bau nyale dimulai pada pukul 04.00 pagi sampai pukul 06.30, jadinya kita solat subuh di tengah laut deh. Asalkan niat, semua bakal menjadi ibadah bukan.? begitu katanya Pak Haji Rega..:)

Sssssshhhhh......Tsaaaahh.....
2,5 jam sudah berlalu, berbagai upaya kita lakukan untuk mendapatkan sebotol nyale #eaaaaa
Fajar sudah tiba, sunrise-pun ikut menyongsong pagi. Semua mulai terlihat jelas.
Biar lebih jelas, nih fotonya..:)

Terlihat seperti Lautan Manusia..( @InfoLombok, Photography by Didik Hariadi )

Setelah Kelaran Bau Nyale, saatnya mengabadikan moment Sunrise di Kaliantan

Para Ladies lagi berpose

Mimin pada gaq mau ketinggalan..:)

Bapaknya Narsis Abissss..

Hasil Tangkapan Nyale ( Walaupun Alakadarnya, yang penting sudah Berusaha )

Pemandangan dan Terumbu karang


Para Penduduk Membuat Jalur Penyebrangan bersama-sama

Dinding  Bukit Pantai Kaliantan
Gimana ?? Seru kannnn...(^^)
Abis kelar foto-fotoan saatnya kami kembali ke tempat peristirahatan. Membereskan tenda dan sisa-sisa makanan semalam. Apaligi mimin orang kesehatan, tentunya harus memperhatikan kebersihan sekitar donk..hehe..
Yapp..semua udah kelar. Saatnya kita pulang..(^_^)

Ini Cerita Kami, Mana Cerita Kalian ???
/* Awal script seo */ /* akhir script seo */