tentAng kaMi..

Foto saya
Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia
BACKPACKER - That's We Are. EKSPLORASI untuk MENULIS, menulis untuk dijadikan KENANGAN, kenangan berkembang menjadi SEJARAH. Hobi jalan-jalan dan ekplorasi menuju beberapa serpihan surga di daerah Lombok tercinta. Ryan itu anak cowo paling lawas dari 3 bersaudara..sementara Tya merupakan anak kedua dari 3 bersaudara..There were any stuff we had to go..Enjoy this sites yah..MaturTampiAsihMeton

Selasa, 15 Februari 2011

Miracle of kelor


Pada awal tahun 2008 ini, kasus gizi buruk kembali mengemuka. Didaerah Trenggalek, Jawa Timur; Bekasi, Jawa Barat, Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur didapati adanya kasus malanutrisi hingga mencapai ratusan anak. Media massa merilis angka yang disebutkan sebagai jumlah temuan kasus gizi buruk pada anak dari tahun 2004 hingga 2007.
Data Depkes menampilkan bahwa pada tahun 2004 terdapat 5,1 juta anak mengalami gizi buruk, tahun 2005 terdapat 4,42 juta anak, tahun 2006 terdapat 4,2 juta anak, serta tahun 2007 sebanyak 4,1 juta anak. Oleh Depkes, kasus-kasus malnutrisi dibedakan dalam beberapa golongan yaitu gizi buruk, gizi kurang, dan risiko gizi buruk. Pengertian gizi buruk sendiri adalah keadaan gizi kurang hingga tingkat yang berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Kita patut mengingat tragedi busung lapar dua tahun lalu dimana ratusan balita tewas dan wajah ribuan anak yang tubuhnya tinggal tulang dibalut kulit menjadi teror ketidakadilan pembangunan ketahanan pangan dan pelanggaran atas Undang-Undang Perlindungan Anak. Tragedi kemanusiaan busung lapar tahun 2005 tersebut sempat menghebohkan, karena tadinya marasmus (busung lapar karena kekurangan kalori) dan kwashiorkor (busung lapar karena kekurangan protein) sudah sangat jarang ditemukan, maka setelah krisis ekonomi, anak dengan gangguan gizi itu makin banyak dijumpai. Kasusnya mencapai angka delapan persen dari total balita yang ada di Indonesia dan masyarakat dunia pun menyebut Indonesia sebagai negeri busung lapar. Sayangnya, hingga saat ini penanganan gizi buruk belum tuntas dilakukan sehingga secara sporadis penyakit malnutrisi yang menggerogoti kualitas kecerdasan anak ini masih terjadi secara masif.
Berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah untuk mencegah bertambahnya jumlah kasus gizi buruk. Namun, di negeri yang dikatakan gemah ripah loh jinawi ini masih terus ditemukan anak balita yang mengalami gizi buruk. Jika berpijak pada data Unicef (2006), jumlah balita penderita gizi buruk merupakan kandidat busung lapar di Indonesia sudah mencapai 2,3 juta jiwa. Ini berarti naik sekitar 500.000 jiwa dibandingkan dengan data tahun 2005 sejumlah 1,8 juta jiwa.
Para ahli gizi mengatakan solusi jangka panjang untuk menanggulangi masalah ini dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan gizi penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini sering sekali dilupakan oleh manusia. Konsumsi daun kelor (Moringa oleifera) merupakan salah satu alternatif untuk menanggulangi kasus kekurangan gizi di indonesia.
Kelor (MORINGA OLEIVERA) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki ketingginan batang 7 -11 meter. Di jawa, Kelor sering dimanfaatkan sebagai tanaman pagar karena berkhasiat untuk obat-obatan. Pohon Kelor tidak terlalu besar. Batang kayunya getas (mudah patah) dan cabangnya jarang tetapi mempunyai akar yang kuat. Daunnya berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang yang disebut klentang (Jawa). Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa). Pengembangbiakannya dapat dengan cara stek.
Hasil riset ilmiah modern membuktikan bahwa daun kelor adalah salah satu sumber pangan nabati yang kaya akan kandungan gizi.  Anak-anak yang kebutuhan gizi dalam makanannya tidak tercukupi dapat diatasi dengan menambahkan daun kelor ke dalam makanannya. Konsentrasi mineral, protein, berbagai macam vitamin dan asam amino yang tinggi pada daun kelor menjadikan anak tersebut dapat memperoleh kebutuhan gizi yang ideal.
Kandungan unsur gizi dalam daun kelor adalah 7 kali vitamin C dalam buah jeruk ditambah 4 kali vitamin A dalam wortel ditambah 4 kali kalsium dalam susu ditambah 3 kali kalium dalam pisang dan 2 kali protein yang terdapat dalam yoghurt atau protein dalam sebutir telur. Hasil analisa Balbir S. Mathur menunjukkan bahwa daun kelor memiliki kandungan gizi yang sangat penting untuk menjaga berbagai macam penyakit. Disamping itu, daun kelor juga mengandung semua unsur asam amino yang penting (essensial). Berbagai nutrisi ini merupakan suatu sumber yang luar biasa dari tumbuhan. Kecuali vitamin C, semua kandungan gizi yang terdapat dalam daun kelor segar akan mengalami peningkatan (konsentrasinya) apabila dikonsumsi setelah dikeringkan dan dilumatkan dalam bentuk serbuk atau tepung.
Sebagai tanaman berkhasiat obat, tanaman kelor mulai dari akar, batang, daun, dan bijinya, sudah dikenal sejak lama di lingkungan pedesaan. Seperti akarnya, campuran bersama kulit akar pepaya kemudian digiling-dihancurkan, banyak digunakan untuk obat luar (balur) penyakit beri-beri dan sebangsanya. Daunnya ditambah dengan kapur sirih, juga merupakan obat kulit seperti kurap dengan cara digosokkan. Sedangkan sebagai obat dalam, air rebusan akar ampuh untuk obat rematik, epilepsi, antiskorbut, diuretikum, sampai ke obat gonorrhoea. Bahkan, biji tua bersama dengan kulit jeruk dan buah pala, akan dapat menjadi “spiritus moringae compositus” yang digunakan sebagai stimulans, stomachikum, carminativum sampai diuretikum.
Sejak awal tahun 1980-an oleh Jurusan Teknik Lingkungan ITB, biji kelor digunakan untuk penjernihan air permukaan (air kolam, air sungai, air danau sampai ke air sungai) sebagai pengendap (koagulans) dengan hasil yang memuaskan. Oleh karena rangkaian penelitian terhadap manfaat tanaman kelor mulai dari daun, kulit batang, buah sampai bijinya, sejak awal tahun 1980-an telah dimulai. Saat itu fokus penelitian ditujukan kepada program pengadaan air jernih untuk para pemukim di kawasan pantai atau pesisir, khususnya di kawasan transmigrasi yang mengandalkan air payau atau gambut berwarna kecoklatan sebagai sumber air minum.
Rasa air gambut yang pahit dan warna kecoklatan, tentu saja tidak memenuhi syarat sebagai air minum. Bahkan, air gambut yang digunakan untuk mencuci pakaian pun yang berwarna putih justru akan berubah menjadi kecoklatan. Maka dengan sistem penyaringan sederhana ditambah dengan pengendap yang berasal dari serbuk atau tumbukan biji kelor, pada akhirnya akan menjadi air jernih, walau belum bersih. Sehingga untuk air minum harus dilakukan perlakuan, antara lain dimaak terlebih dahulu.
Di lingkungan pedesaan, penanaman kelor yang paling umum cukup dengan cara setekan batang tua atau cukup tua, yang langsung ditancapkan ke dalam tanah, apakah sebagai batas tanah, pagar hidup ataupun batang perambat. Walau semaian biji tua dapat dijadikan bibit, umumnya jarang dipergunakan. Disamping itu, manfaat lain dari batang bersama daun kelor, umumnya digunakan sebagai “alat” untuk melumerkan atau menon-aktifkan “kekuatan magis” seseorang, yaitu dengan cara disapu-sapukan ke bagian muka ataupun dijadikan “alat tidur”, misal seseorang yang tahan terhadap pukulan, bacokan, bahkan tidak mempan oleh terjangan peluru, maka dengan cara disapu-sapukan ke bagian tubuhnya, ataupun dijadikan alas tidurnya, atau ada pula air tanaman kelor disiramkan ke seluruh tubuhnya, maka kekuatan magis tubuhnya akan lumer atau hilang. Hal yang sama juga kepada orang tua, umumnya pada zaman dulu yang memiliki “ajimat” sehingga kalau mau meninggal akan susah sekali, maka dengan menggunakan tanaman kelor, akan dapat dibantu untuk memudahkan kematiannya tersebut.
Pengalaman di Benua Afrika
Ada sebuah laporan hasil penelitian, kajian dan pengembangan terkait dengan pemanfaatan tanaman kelor untuk penghijauan serta penahan penggurunan di Etiopia, Somalia, dan Kenya oleh tim Jer-man, di dalam berkala Institute for Scientific Cooperation, Tubingen, 1993. Laporan tersebut dikhususkan terhadap kawasan yang termasuk Etiopia, Somalia, dan Sudan, karena sejak lama sudah menjadi tradisi penduduknya untuk menanam pohon kelor, mengingat pohon tersebut dapat menjadi bagian di dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan sayuran, bahan baku obat-obatan, juga untuk diperdagangkan.
Seperti di Lembah Rift untuk lahan seluas satu hektar hanya ditanamkan antara 30-50 batang, karena di antara pohon kelor tersebut ditanamkan pula tanaman lainnya penghasil pangan, seperti sorgum, jagung, bahkan tanaman lain untuk sayuran, khususnya kacang-kacangan. Maka, dengan cara ini karena pohon kelor memiliki kemampuan menyerap air tanah walau dari kandungan yang sangat minim hingga tanah menjadi lembab, tanaman lainnya akan ikut menjadi tumbuh subur. Apalagi kalau pohon kelor sudah besar dan tinggi, akan berfungsi pula sebagai pohon lindung ataupun pohon rambatan.
Di kawaan Arba Minch dan Konso, pohon kelor justru digunakan sebagai tanaman untuk penahan longsor, konservasi tanah, dan terasering. Sehingga pada musim hujan walau dalam jumlah yang paling minimal, jatuhan air hujan akan dapat ditahan oleh sistem akar kelor, dan pada musim kemarau “tabungan” air sekitar akar kelor akan menjadi sumber air bagi tanaman lain. Juga karena sistem akar kelor cukup rapat, bencana longsor jarang terjadi. Sama seperti di Lembah Rift, di kawasan ini pun pada lahan di antara pohon kelor dijadikan untuk penanaman banyak jenis tanaman pangan, antara lain jagung dan sorgum, juga sayuran, serta lebih jauhnya lagi untuk tanaman industri seperti kopi, kapas, lada, bahkan tebu. Sangat unik adalah kebiasaan penduduk sekitar Arba Minch yang memiliki lahan terbatas, mulai dari sekitar 0,1 ha atau 1.000 meter persegi, atau hanya ratusan bahkan puluhan meter persegi saja. Sehingga pohon kelor hanya dijadikan pagar hidup, pembatas tanah ataupun pohon perambat sama seperti di Indonesia. Akan tetapi hasilnya, kalau daunnya dapat langsung digunakan sebagai sayuran, maka bunganya akan tetap dipelihara hingga menjadi buah dan menghasilkan biji yang dapat dijual kepada perusahaan asing yang memerlukan untuk pembuatan tepung atau minyak sebagai bahan baku pembuatan obat dan kosmetik bernilai tinggi.
Salah satu sifat yang menguntungkan untuk membudidayakan pohon kelor yang sudah diketahui sejak lama, yaitu minimnya penggunaan pupuk dan jarang diserang hama (oleh serangga) ataupun penyakit (oleh mikroba). Sehingga biaya untuk pemupukan dan pengontrolan hama dan penyakit relatif sangat murah. Bahkan, dari pengalaman para petani kelor yang sudah lama berkecimpung, diketahui bahwa pemupukan yang baik adalah berasal dari pupuk organik, khususnya berasal dari kacang-kacangan (misal kacang hijau, kacang kedelai ataupun kacang panjang) yang ditanamkan sekitar pohon kelor. Juga pengalaman panjang secara tradisi penggunaan tanaman kelor sebagai bahan berkhasiat obat di kawasan tersebut adalah bahwa akarnya sangat baik untuk pengobatan malaria, mengurangi rasa sakit, penurun tekanan darah tinggi, dan sebagainya, sedang daunnya untuk penurun tekanan darah tinggi, diare, diabetes melitus (kencing manis), dan penyakit jantung.
Perlu untuk diketengahkan manfaat biji kelor yang sudah mulai dikembangkan melalui Program UNDP, yaitu sebagai bahan pengendap/koagulator untuk menjernihkan air secara cepat, murah dan aman, seperti di ITB. Yaitu dengan nilai pH yang berbeda, maka antara 100-150 mg bubuk/serbuk/liter air, memberikan hasil turbiditas tinggi pada air (800-10.000 FTU), kalau dibandingkan dengan koagulan umum seperti Al2(SO4)3 yang baru efektif pada pH 7 saja. Juga kandungan senyawa yang terdapat pada serbuk biji kelor memiliki sifat antimikroba, khususnya terhadap bakteri. Sehingga kalaupun di dalam air terdapat bakteri Coli (salah satu yang disyaratkan tidak terdapat di dalam air minum), akan tereduksi atau mati. Serta, menurut perhitungan yang sudah diuji coba oleh tim ahli dari UNDP, maka kebutuhan biji kelor untuk pengolahan air minum di kawasan pantai atau rawa, cukup 2-3 pohon dewasa selama setahun dengan keluarga sebanyak 6-8 orang, dengan perhitungan kebutuhan air sekitar 20 l/hari/ jiwa.
Lampiran;
Nilai gizi kelor
Daun kelor segar Daun kelor kering
Setara dengan 7 kali vitamin C yang terdapat pada jeruk segar Setara dengan ½ (setengah) kali vitamin C yang terdapat pada jeruk segar
Setara dengan 4 kali vitamin A yang terdapat pada wortel Setara dengan 10 kali vitamin A yang terdapat pada wortel
Setara dengan 4 kali kalsium yang terdapat pada susu Setara dengan 17 kali kalsium yang terdapat pada susu
Setara dengan 3 kali kalium yang terdapat pada pisang Setara dengan 15 kali kalium yang terdapat pada pisang
Setara dengan 2 kali protein yang terdapat pada yoghurt Setara dengan 9 kali protein yang terdapat pada yoghurt
Setara dengan ¾ (tiga per empat) kali Zat Besi yang terdapat pada Bayam Setara dengan 25 (dua puluh lima) kali Zat Besi yang terdapat pada Bayam.
Table kandungan Asam Amino daun kelor (tiap 100 g daun):
Unsur Daun segar (mg) Daun kering (mg)
Arginine 406,6 1.325
Histidine 149,8 613
Isoleucine 299,6 825
Leusine 492,2 1.950
Lysine 342,4 1.325
Methionine 117,7 350
Phenylalinine 310,3 1.388
Theorinine 117,7 1.188
Tryptophan 107 425
Valinine 374,5 1.063

Tabel kandungan protein, lemak, vitamin, dan Mineral Daun kelor (tiap 100 g daun):
Unsur Daun segar Daun kering
Protein 6,80 g 2,71 g
Lemak 1,70 g 2,3 g
Beta Carotene (Vit.A) 6,78 mg 18,9 mg
Thiamin (B1) 0,06 mg 2,64 mg
Riboflavin (B2) 0,05 mg 20,5 mg
Niacin (B3) 0,8 mg 8,2 mg
Vitamin C 220 mg 17,3 mg
Kalsium 440 mg 2.003 mg
Kalori 92 kal 205 kal
Karbohidrat 12,5 g 38,2 g
Tembaga 0,07 mg 0,57 mg
Serat 0,90 g 19,2 g
Zat Besi 0,85 mg 28,2 mg
Magnesium 42 mg 368 mg
Fosfor 70 mg 204 mg
Kalium 259 mg 1.324 mg
Seng 0,16 3,29 mg

Minggu, 13 Februari 2011

10 Kebiasaan Buruk Yang Merusak Otak!

Sayangi otak Anda, dan ada baiknya kalau Anda kembali menelaah kebiasaan-kebiasaan kecil yang Anda anggap remeh namun berdampak negatif pada otak Anda.

1. Tidak Mau Sarapan

Banyak orang yang menyepelekan sarapan. Padahal tidak mengkonsumsi apapun di pagi hari menyebabkan turunnya kadar gula dalam darah. Hal ini berakibat pada kurangnya masukan nutrisi pada otak yang akhirnya berakhir pada kemunduran otak. Sarapan yang terbaik di pagi hari bukanlah makanan berat seperti nasi goreng spesial, tetapi cukup air putih dan segelas jus buah segar. Ringkas dan berguna untuk tubuh!

2. Kebanyakan Makan.

Terlalu banyak makan mengeraskan pembuluh otak yang biasanya menuntun orang pada menurunnya kekuatan mental. Jadi makanlah dalam porsi yang normal. Biasakan menahan diri dengan cara berhenti makan sebelum Anda kekenyangan.

3. Merokok

Jika rokok memiliki segudang efek buruk, semua orang pasti sudah tahu. Dan ada satu lagi efek buruk rokok yang terungkap di sini. Merokok ternyata berakibat sangat mengerikan pada otak! Bayangkan, otak manusia lama kelamaan bisa menyusut dan akhirnya kehilangan fungsi-fungsinya karena rajin menghisap benda berasap itu. Tak ayal di waktu tua bahkan pada saat masih muda sekalipun, kita rawan alzheimer (alzheimer adalah penyakit pikun).

4. Terlalu Banyak Mengkonsumsi Gula

Terlalu banyak asupan gula akan menghalangi penyerapan protein dan gizi sehingga tubuh kekurangan nutrisi dan perkembangan otak terganggu. Karena itu, kurangi konsumsi makanan manis favorit Anda.

5. Polusi Udara

Otak adalah bagian tubuh yang paling banyak menyerap udara. Terlalu lama berada di lingkungan dengan udara berpolusi membuat kerja otak tidak efisien.

6. Kurang Tidur

Tidur memberikan kesempatan otak untuk beristirahat. Sering melalaikan tidur membuat sel-sel otak menjadi mati kelelahan. Tapi jangan juga kebanyakan tidur karena bisa membuat Anda menjadi pemalas yang lamban. Sebaiknya tidur 6-8 jam sehari agar sehat dan bugar.

7. Menutup Kepala Ketika Sedang Tidur

Tidur dengan kepala yang ditutupi merupakan kebiasaan buruk yang sangat berbahaya karena karbondioksida yang diproduksi selama tidur terkonsentrasi sehingga otak tercemar. Jangan heran kalau lama kelamaan otak menjadi rusak.

8. Berpikir Terlalu Keras Ketika Sedang Sakit

Bekerja keras atau belajar ketika kondisi tubuh sedang tidak fit juga memperparah ketidakefektifan otak. Sudah tahu sedang tidak sehat, sebaiknya istirahat total dan jangan forsir otak Anda.

9. Kurangnya Stimulasi Otak

Berpikir adalah cara terbaik untuk melatih kerja otak. Kurang berpikir akan membuat otak menyusut dan akhirnya tidak berfungsi maksimal. Rajin membaca, mendengar musik dan bermain (catur, scrabble, dll) membuat otak Anda terbiasa berpikir aktif dan kreatif.

10. Jarang Bicara

Percakapan intelektual biasanya membawa efek bagus pada kerja otak. Jadi jangan terlalu bangga menjadi pendiam. Obrolan yang bermutu sangat baik untuk kesehatan Anda.
/* Awal script seo */ /* akhir script seo */